Rabu, 09 Desember 2015

SISTEM MUSKULO

Mempelajari Sistem Kerangka & Otot Kerangka. OSTEOLOGI : cabang ilmu anatomi yang mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia.
Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.
Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.
         
Pertumbuhan tulang
Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
a.       Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik tulang. Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
b.      Osteosit
 Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
c.       Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.

Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak. Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis tersusun atas tulang kortikal dan ujung tulang panjang yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami kalsifikasi. Misalnya pada tulang humerus dan femur




2.      Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Bentuknya tidak teratur dan inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.



3.      Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-iga, serta scapula (tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat penting untuk hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang kortikal.


4.      Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari tulang kanselous di antara tulang  kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan tulang wajah.




5.      Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap lutut).
Bentuk dan kontruksi tulang  ditentukan fungsi dan gaya yang bekerja padanya.





Ototot ( Muskulus / Muscle )
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein tubuh dan  ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari :
1)   Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf.
2)   Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
3)   Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut.
a)    Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b)   Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Persendian atau artikulasi merupakan hubungan antar tulang-tulang yang membentuk sistem gerak pada manusia. Persendian berperan penting dalam proses gerak yang dilakukan oleh manusia.
Gerakan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya pada persendian di ikat oleh jaringan yang disebut ligamen. Gerakan pada persendian dilapisi oleh minyak sendi, jika minyak sendi pada tulang habis maka gerakan pada persendian akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Jenis-jenis persendian pada manusia :
1. Sendi kaku
Merupakan persendian yang tersusun dari ujung ujung tulang rawan dan menghasilkan sedikit gerakan yang bersifat kaku. Contoh gerakan pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki

2. Sendi mati
Merupakan persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan. Contoh hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak.

3. Sendi gerak
Merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan secara bebas. Sendi gerak terdiri dari beberapa jenis.

Jenis-jenis sendi gerak :
a. Sendi engsel
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerak satu arah. Contoh sendi engsel ialah lutut dan sikut.
b. Sendi pelana
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerak dua arah. Contoh sendi pelana ialah tulang telapak tangan dan ibu jari.
c. Sendi putar
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerakan rotasi atau memutar. Contoh sendi putar ialah lengan bawah dan lengan atas.
d. Sendi
     peluru
    Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerakan bebas ke segala arah. Contoh sendi peluru ialah hubungan antar tulang pada gelang bahu dan lengan atas.
e. Sendi luncur
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerakan badan dapat melengkung ke depan dan ke belakang ataupun gerakan memutar badan. Contoh sendi luncur ialah hubungan antar tulang pada pergelangan kaki.
f. Sendi geser
Merupakan hubungan antar tulang yang menghasilkan gerak menggeser. Contoh sendi geser ialah hubungan antar tulang belakang.

Jenis-jenis gerak pada persendian dibedakan menjadi :
1. Gerak inverse dan gerak eversi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh, sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar, atau gerak memiringkan kaki.
2. Gerak pronasi dan gerak supinasi
Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan gerakSupinasi ialah gerak an menegadahkan tangan .
3. Gerak elevasi dan gerak depresi
gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak depresi ialah gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
4. Gerak adduksi dan gerak abduksi
gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi ialah gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi ialah : gerakan membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan dan gerak mengacungkan tangan.
5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi
Gerak f eksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan gerak ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak ekstensi ialah : gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas jari dan gerak pada bahu

JeniJenis Otot
1)   Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi:
a.    Otot Rangka (Otot Lurik)      
 Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk sel yang panjang seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki banyak inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.



b.    Otot Polos
 Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak sadar). Jenis otot ini dapat  ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos  yaitu memiliki bentuk sel otot seperti silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.



c.    Otot Jantung
 Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.


ANATOMI LENGAN, PANGGUL, EKSTREMITAS BAWAH
A.    LENGAN
Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah dan tulang tangan.
1.      Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala membulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid, bagian leher anatomis, dan bagian batang yang memanjang ke arah distal.
a.      Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak di ujung atas batang tulang dan memberikan tempat untuk pelekatan otot.
b. batang tulang di bawah tuberkel menyempit menuju suatu bidang yang di sebut  leher surgikal karena kecenderungan humerus untuk mengalami fraktur di area ini.
c. bagian tengah batang tulang ke bawah adalah tuberositas deltoid kasar yang berfungsi untuk tempat perlengkapan otot deltoid.
d. bagian ujung bawah dari tulang humerus melebar dan masuk ke dalam tonjolan epikondilus medial dan lateral tempat asal otot –otot lengan atas dan tangan. Saraf ulnar memenjang di belakang epikondilus medial dan responsive terhadap tiupan atau tekanan, sehingga mengakibatkan “ sensasi kesemutan pada tulang”.
e. permukaan artikuler  tersusun dari kapitulum lateral (kepala kecil), yang menerima tulang radius lengan bawah, dan troklea(pullet), tempat tulang ulna lengan bawah bergerak.
f. prosesus koronoid terletak di atas troklea pada permukaan anterior, sedang prosesus olekranom juga terletak di atas troklea, tetapi di permukaan posterior. Indentasi ini berfungsi untuk menerima bagian – bagian dari tulang lengan bawah saat tulang-tulang tersebut bergerak.
2.         tulang – tulang ari lengan bawah adalah ulna sisi medial dan tulang radius disisi lateral ( sisi ibu jari) yang di hubungkan denagn suatu jaringan ikat fleksibel, membrane interoseus.
a. ulna

(1) ujung proksimal ( ujung atas ) tulang ulna tampak seperti pilinan yang terurai. Bagian atas pilinan tersebut adalah prosesus elekranon, yang masuk dengan pas ke dalam fosa elekranon humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah pilinan adalah prosesus kolonoid,yang masuk dengan pas kedalam fosa koronoid humerus saat lengan bawah berfleksi penuh.Takik radial,yang terletak dibawah prosesus koronoid,mengakomudasi bagian kepala dari tulang radius.
(2) Ujuang distal (Bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang di sebut kepala. Bagian ini beratikulasi dengan prosesus ulnar tulang radius.Bagian kepala memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.
b. radius

(1) Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berarti kulasi dengan kapitulum humerus dan takik radial tulang ulna.
(2) Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang radius tepat dibawah bagian kepala
(3) Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf yang berarti kulasi dengan tulang pergelangan tangan,sebuah takik ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid disisi lateral.
           
B.     PANGGUL
Ruang panggul terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Panggul besar (pelvis mayor)
2.      Panggul kecil (pelvis minor)
·         Panggul besar (pelvis mayor)
Panggul besar adalah bagian panggul yang terletak di atas linea terminalis (false pelvis)Panggul besar berfungsi mendukung isi perut dan menggambarkan keadaan panggul kecil.
·         Panggul kecil (pelvis minor)
Panggul kecil adalah bagian panggul yang terletak di bawah linea terminalis (true pelvis). Panggul kecil ini merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir serta penting dalam persalinan.


Panggul terdiri dari bagian yang keras dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak dibentuk oleh otot-ototdan ligamen.
Bagian Panggul Yang Keras
Bagian keras dari 
panggul wanita terbentuk oleh tulang panggulTulang panggul merupakan sebuah corong, bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan bagian bawah untuk menentukan bentukjalan lahir.
Tulang panggul terdiri atas:
1.      Tulang pangkal paha(os coccae)
2.      Tulang kelangkang (os sacrum)
3.      Tulang tungging (os coxcigys)
·         Tulang pangkal paha (os coccae)
Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah tulang usus (os ilium)tulang duduk (os ischium) dantulang kemaluan (os pubis).
Tulang usus (os ilium)
pakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian atas dan belakang panggul. Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior. Tonjolan tulang di bawah spina illiaka anterior superior disebut spina illiaka anterior inferior dan sebelah bawah spina illiaka posterior superior terdapat spina illiaka posterior inferior. Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik atau cekungan yang disebut incisura iskhiadika major. Garis yang membatasi panggul besar dan panggul kecil disebut linea inominata atau linea terminalis.
Tulang duduk (os ischium)
Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakangnya berduri disebut spina iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat incisura ischiadika minor. Bagian pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang dapat mendukung berat badan pada saat duduk, disebut tuber iskhiadikum. Tuber iskhiadikum merupakan ukuran melintang dari pintu atas panggul.
Tulang kemaluan terletak di sebelah bawah dan depan dari tulang usus yang disebut dengan tulang duduk.Tulang ini membatasi sebuah lubang yang terdapat dalam tulang panggul, lubang ini disebut foramen obtoratorium. Ramus superior ossis pubis merupakan tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulangusus. Sedang yang berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal akan membentuk sudut 90-100 derajat.

·         Tulang kelangkang (os sacrum)
Tulang kelangkang ada 1 buah. 
Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk segitiga yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di sebelah belakang antara keduatulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan kanan dari garis tampak 5 buah lubang yang disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas dari sakrum yang berhubungan dengan 5 ruastulang pinggang dan menonjol ke depan disebut promontorium. Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran muka belakang dari pintu atas panggul. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui articulasio sacro illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging.
Tulang tungging (os coxcigis)
Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas, tulang yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, sehingga ukuranpintu bawah panggul bertambah besar.

C.     EKSTREMITAS BAWAH
Anatomi ekstremitas bawah
pada bab anatomi ekstremitas bawah menerangkan tentang
tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
·         Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
·         Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
·         Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
·         Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
·         Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibul dan tIbia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.

·         Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

·         Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

1.      Definisi ROM
a. ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
b. Range of motion adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun & Heryati, 2008).
c. Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.
Tujuan ROM
 Meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot}
 Memelihara motilitas persendian
}
 Merangsang sirkulasi darah
}
 Mencegah kelainan bentuk
}
Indikasi:
 Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
}
 Kelemahan otot
}
 Fase rehabilitasi fisik
}
 Klien dengan tirah baring lemah
}
Kontra Indikasi:
 Trombus/ emboli pada pembuluh darah
}
 Kelainan sendi atau tulang
}
 Klien fase immobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
}
Pengkajian ROM
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang:
1. Tinjau catatan klien untuk memeriksa pengkajian keperawatan pada saat klien masuk, program dokter, diagnosis medis, pemeriksaan fisik dan kemajuan dokter guna menentukan batasan mobilitas sendi.
2. Pertimbangkan kemampuan klien untuk melakukan rentang gerak aktif dan pasif/ keterbatasan gerak.
3. Kaji latihan rentang gerakan persendian saat ini sebagai data dasar.
4. Kaji adanya kekakuan sendi dan gerakan yang tidak sama.
5. Catat setiap adanya masalah pada sendi (keadaan sendi yang akan dilatih) yang dapat menghambat pergerakan sendi, seperti:
 Pembengkakan
}
 Nyeri
}
 kemerahan
}
6. Kemampuan keluarga atau pemberi perawatan primer, kesediannya, motivasinya untuk membantu klien melakukan latihan fisik yang tidak mampu dilakukannya secara mandiri.
Prinsip dasar latihan ROM
 ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.
}
 ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
}
 Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring.
}
 ROM sering diprogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh fisioterapi.
}
 Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
}
 ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.
}
 Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan.
}

Jenis ROM
 Latihan ROM Pasif
q
Latihan ROM pasif, yaitu latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap gerakan (pasien dengan kekuatan 50%).
 Indikasi
q
indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk mempertahankan kelenturan (fleksibilitas) otot-otot dan persendian.
 Prinsip melakukan latihan pasif :
q
1. Mengkaji pasien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk pasien.
2. Memberi tahu pasien tentang tindakan yang akan di lakukan, area yang akan digerakkan, dan perannya dalam latihan.
3. Jaga privasi pasien.
4. Mengatur pakaian yang dapat menyebabkan hambatan pada gerakan, dan jika ada kemungkinan pembengkakan pada tangan, maka lepaskan semua perhiasan.
5. Angkat selimut jika diperlukan,
6. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi nyaman.
7. Lakukan latihan ROM Yang perlu diperhatikan:
 Untuk mencegah ketegangan otot atau cidera sangga ektermitas bagian atas atau bawah sendi yang di perlukan.
}
 Pegang ektermitas dengan kuat dan nyaman
}
 Gerakkan ektermitas dengan halus dan perlahan
}
 Jika terjadi ketegangn makan hentikan gerakan sementara berikan tekanan lembut dan rileks
}
Latihan ROM Aktif

Latihan ROM aktif yaitu latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan (pasien aktif atau gengan kekuatan 75%).
Indikasi
Indikasi latihan aktif adalah semua pasien yang yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendiri dan kooperatif. Hal ini berguna untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi, serta penampilan kognitif.
 Prinsip melakukan ROM aktif :
q
 Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan tersebut.
}
 Anjurkan pasien bernafas normal selama latihan.
}
v Intruksi yang di tujukan pada klien untuk melakukan latihan rentang pergerakan persendian sebagai berikut:
 Lakukan setiap latihan rentang pergerakan sendi seperti yang diajarkan
}
 Lakukan gerakan secara sistematis
}
 Lakukan setiap latihan sebanyak tiga kali
}
 Lakukan setiap seri latihan dua kali sehari (Kozier, et al. 2009,p.298)
}
Gerakan pada ROM
 Fleksi, yaitu gerakan menekuk persendian.
}
 Ekstensi, yaitu gerakan meluruskan persendian.
}
 Abduksi, yaitu gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh.
}
 Adduksi, yaitu gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh.
}
 Rotasi, yaitu gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkari aksis tubuh.
}
 Pronasi, yaitu gerakan memutar ke bawah.
}
 Supinasi, yaitu gerakan memutar ke atas.
}
 Inversi, yaitu gerakan ke dalam.
}
 Eversi, yaitu gerakan ke luar.
}
Teknik teknik gerakan ROM
Latihan Rentang Pergerakan menurut Potter & Perry (2005, p.1200).
1. Leher, spina servikal
a. Fleksi :Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
b. Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
c. Hiperektensi: Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
d. Fleksi lateral :Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu, rentang 40-45°
e. Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°.
2. Bahu
a. Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, rentang 180°.
b. Ekstensi :Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°.
c. Hiperektensi :Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°.
d. Abduksi : menaikkan lengan keposisi samping diatas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala
e. Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin.
f. Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°.
g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang 90°
h. Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°.
3. Siku
a. Fleksi :Menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak kedepan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°.
b. Ekstensi :Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°.
Diagnosa Keperawatan Gangguan Muskuloskeletal

Pre Operatif:
1.    Nyeri b.d patah tulang/spasme otot, edema, dan/atau kerusakan jaringan lunak.
2.    Perubahan perfusi jaringan b.d menurunnya aliran darah akibat cedera.
3.    Resiko infeksi b.d trauma tulang dan kerusakan jaringan lunak.
4.    Kecemasan b.d nyeri, ketidakmampuan dan gangguan mobilitas.
5.    Kurang pengetahuan tentang keadaan fraktur, pilihan tindakan.

Post Operatif:
1.    Nyeri b.d prosedur operasi dan keadaan luka.
2.    Hambatan mobilitas fisik b.d perubahan status ekstremitas bawah sesudah operasi, nyeri dan terapi modalitas fisik.
3.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d bertambahnya kebutuhan metabolik, penyembuhan tulang dan penyembuhan jaringan lunak.
4.    Resiko komplikasi post operasi b.d intervensi pembedahan atau imobilitas.
5.    Resiko infeksi b.d kerusakan integritas jaringan/kulit.
6.    Kurang pengetahuan tentang perubahan tingkat aktivitas yang boleh dilakukan dan perawatan di rumah.

C.Rencana  Tindakan
Pre  Operasi
1.      Nyeri b.d  patah tulang/spasme otot, edema, dan/atau kerusakan jaringan lunak.
NOC:
Nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
Ø  TTV dalam kertas normal : S = 36ºִ< 37ºc 3,P = 20x / menit, N=80 x/menit, TD =120 / 80 
Ø  Pasien mengatakan nyeri berkurang
Ø  Skala nyeri 0 – 3
Tingkat Ketergantungan sedang
NIC:
a.    Guidance/pengkajian;
Ø  Obsevasi TTV tiap 4 jam
Ø  Kaji tingkat nyeri
Ø  Kaji faktor penyebab
Ø  Obsevsi isyarat ketidaknyamanan non verbal
b.      Support   
Ø  Pertahankan immobilasasi  bagian yang sakit dengan tirah
baring
Ø  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Ø  Berikan perubahan posisi
c.      Teaching
Ø  Pertahankan imobilasasi  bagian yang sakit dengan tirah baring
Ø  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Ø  Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dicapai
d.      Perbaikan Lingkungan
Ø  Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman
Ø  Libatkan keluarga dalam setiap tindakanmempengaruhi respon pasien terhadap ketidak nyamanan
Ø  Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidak nyamanan

e.      Kolaborasi
Ø  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik dan   tindakan selanjutnya

2.      Perubahan Perfusi b.d pembengkakan, alat yang mengikat
NOC :
Perfusi terpenuhi  dengan kriteria hasil :
Ø  Capillary refill normal ( < 2 detik )
Ø  Kulit hangat dan kering
Ø  TTV dalam batas normal
Tingkat ketergantungan sedang

NIC :
a.      Guidance/pengkajian;
Ø  Kaji TTV tiap 3-4 jam
Ø  Kaji aliran kapiler, warna kulit, dan kehangatan distal pada faktur
Ø  Awasi posisi / lokasi alat penyangga sementara
b.      Support
Ø  Tinggikan anggota bdan yang terkena 20 deraat atau lebih tinggi dari jantung
Ø  Anjurkan ROM selam tirah baring jika diperlukan
c.      Teaching
Ø  Ajarkan pasien untuk ROM aktif
Ø  Ajarkan pasien untuk melaporkan gejala yang mungkin perlu penangan medis
d.      Perbaikan lingkungan
Ø  Pertahankan posisi yang nyaman menurut klien
Ø  Libatkan keluarga dalam asuhan keperawatan


e.      Kolaborasi
Ø  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intravena

Ø  Kolaborasi dengan petugas lab dalam pemeriksaan darah
3.      Resiko infeksi b.d trauma tulang dan kerusakan jaringan lunak
NOC :
Infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil  :
Ø  TTV dalam batas normal, S:36-37ºC
N=80x/mnt , P=18x/menit  TD=120/80 mmHg
Ø  Tidak ada tanda – tanda infeksi
a.      Guidence
Ø  Kaji kulit dari adanya iritasi
Ø  Kaji TTV tiap 3-4 jam

b.      Support
Ø  Pertahankan teknik antiseptik dalam setiap tindakan
c.      Teaching
Ø  Ajarkan klien cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Ø  Berikan penjelasan dari tanda – tanda infeksi
d.      Perbaikan Lingkkungan
Ø  Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan
Ø  Batasi pengunjung
e.      Kolaborasi
Ø  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik
4.      Kecemasan b.d. nyeri, ketidakmampuan dan gangguan mobilitas
NIC :
Cemas tidak terjadi  dengan kriteria hasil
Ø  Wajah tampak rileks
Ø  Pasien kooperatif dalam pengobatan
Ø  TTV dalam batas normal,
Tingkat Ketergantungan sedang


a.      Guidence
Ø  Kaji tingkat pengetahuan pasien
b.         Support
Ø  Diskusikaan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
Ø  Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya
c.         Teaching
Ø  Berikan kesempatan untuk mengekspresika perasaannya
Ø  Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
d.         Perbaikan lingkungan
Ø  Ciptakan suasana yang tenang dan nyaman
Ø  Berikan terapi musik
Ø  Libatkan keluarga dalam perawatan

e.         Kolaborasi
Ø  Kolaborasi dengan psikiatri apabila diperlukan
2.      Post Operasi
1.      Nyeri b.d. tindakan operasi dan keadaan luka
NOC:
Nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
Ø  TTV dalam kertas normal : S = 36ºִ< 37ºc 3,P = 20x / menit, N=80 x/menit, TD =120 / 80 
Ø  Pasien mengatakan nyeri berkurang
Ø  Skala nyeri 0 - 3
Tingkat Ketergantungan sedang
NIC:
a.         Guidance
Ø  Obsevasi TTV tiap 4 jam
Ø  Kaji keluhan nyeri
b.         Support   
Ø  Pertahankan immobilasasi  bagian yang sakit dengan tirah baring
Ø  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

c.         Teaching
Ø  Pertahankan imobilasasi  bagian yang sakit dengan tirah baring
Ø  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
d.         Perbaikan Lingkungan
Ø  Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman
Ø  Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
e.         Kolaborasi
Ø  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik dan   tindakan selanjutnya

2.      Hambatan mobilitas pisik b.d perubahan status ektremitas bawah sesudah operasi, nyeri dan terapi modalitas fisik
NOC :
Meningkatkan/mempertahankan mobilitas fisik pada tingkat yang paling tinggi dengan kriteria hasil :
Ø  Pasien mampu untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain
Ø  Pasien mampu melakukan ADL
Ø  Meminta bantuan untuk aktivitas mobilisasi jika diperlukan
NIC :
a.         Guidence
Ø  Kaji derajat mobilitas yang dapat dilakukan
Ø  Dorong partisipasi klien dalam aktivitas dengan rekreasi. Misal; menonton TV
b.        Support
Ø  Bantu/ dorong untuk melakukan perawatan diri sendiri,
Ø  Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki anti selip yang mendukung untuk berjalan
c.         Teaching
Ø  Ajarkan pasien untuk bergerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit
Ø  Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
d.        Perbaikan Lingkungan
Ø  Libatkan keluarga dalam asuhan keperawatan
Ø  Letakan matras/ tempat tidur terapetik dengan benar
Ø  Letakan tombol pengubah posisi tempat tidu dan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien
e.         Kolaborasi
Ø  Kolaborasi denga ahli terapi fisik/ okupasi untuk program dan latihan

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d bertambahnya kebutuhan metabolik penyembuhan tulang dan penyembuhan jaringan lunak
NOK :
Nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
Ø  Pasien mengatakan badannya mengalami penambahan BB
Ø  Nilai laboratorium normal
Ø  Asupan nutrisi peroral adekuat
Tingkat ketergantungan sedang
a.         Guidence
Ø   Kaji intake output
Ø   Kaji penurunan dari berat badan
Ø  Kaji kemampuan pasien untuk mentoleransi kebutuhan nutrisi
Ø  Timbang BB
b.        Support
Ø  Bantu makan sesuai kebutuhan
Ø  Anjurkan pasien untuk makan porsi kecil tapi sering
Ø  Minimalkan faktor yang menimbulkan mual dan muntah



c.         Teaching
Ø  Berikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan
Ø  Berikan makan porsi sedikit tetapi sering
Ø  Intruksikan pasien untuk menarik nafas dalam, perlahan, danmenelan secara sadar untuk mengurangi mual dan muntah.

d.        Perbaikan Lingkungan
Ø  Libatkan keluarga dalam asuhan keperawatan
Ø  Dukung keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien dari rumah selama diperbolehkan

e.         Kolaborasi
Ø  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Ø  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti emetik
Ø  Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah